BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Pengkajian
Pada langkah pertama di kumpulkan semua informasi data yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. (Soepardan,
2008; h. 97)
Pada pengkajian yang dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang
keadaan pasien pada Ny. N usia 24 tahun dengan tekhnik menyusui yang benar
didapatkan hasil yaitu sebagai berikut :
1.
Data Subjektif
a) Umur
1) Tinjauan teori
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental
psikisnya belum siap, sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk
terjadi perdarahan dalam masa nifas. (Ambarwati dkk, 2009; h. 131)
2) Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny. N berusia 24 tahun
3) Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak
terjadi kesenjangan pada usia ibu. Karena usia 24 tahun sudah dianggap matang
baik organ reproduksi ibu maupun dari psikis ibu sehingga tidak terjadi
perdarahan pada ibu.
d. Pendidikan
1) Tinjauan teori
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat
intelektual klien, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikanya. (Ambarwati dkk, 2009; h. 132)
Berdasarkan jenjang sekolah dasar sampai
perguruan tinggi dibagi dalam 3 kategori yakni rendah atau dasar ( SD dan SMP
sederajat), sedang atau menengah (SMA sederajat), dan tinggi (perguruan tinggi).
(http://nenkiuedubio.blogspot.com)
2)
Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny. N berpendidikan terakhir adalah SD
3)
Pembahasan
Dalam hal ini terdapat kesenjangan karena menurut teori
pendidikan SD masuk dalam kategori rendah tetapi dalam kasus ini Ny. N memiliki
pendidikan SD dan Ny. N dapat dengan
cepat memahami ketika petugas kesehatan saat memberikan penyuluhan atau
konseling karena petugas kesehatan menggunakan bahasa sesuai pendidikan pasien.
b) Keluhan
1) Tinjauan teori
Keluhan utama dikaji untuk mengetahui masalah yang
dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya nyeri pada saat menyusui
pada waktu awal menyusui. (Ambarwati dkk, 2008; h. 132)
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal
menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan putting susu ibu benar, perasaan
nyeri akan segera hilang. Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan
benar dan akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan
kadang-kadang mengeluarkan darah. Putting susu lecet dapat disebabkan oleh
posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidates)
atau dermatitis. (Sulistiawati, 2009; h. 32)
2)
Tinjauan kasus
Dalam kasus ini Ny. N mengatakan terasa nyeri pada payudara saat menyusui dan puting ibu terlihat lecet.
3) Pembahasan
Dalam kasus ini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. N 2 hari postpartum dan ibu mengatakan terasa
nyeri pada payudara saat menyusui karena puting susu ibu lecet yang disebabkan
oleh teknik menyusui yang tidak benar
c) Pola kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
a) Tinjauan teori
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi
seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui
sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk
tumbuh kembang bayi.
1. Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter per
hari dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah (anjurkan ibu untuk minum
setiap kali menyusui). Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme didalam tubuh.
(Dewi dkk, 2011; h. 71-72)
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan selama masa nifas ini telah makan dan
minum dengan cukup dan teratur Ibu makan sehari 4 kali , 1 porsi
dengan menu nasi, lauk, sayur, buah dan setiap harinya ibu menghabiskan 7 - 8 gelas air putih.
a) Pembahasan
Dalam hal ini tidak di temukan kesenjangan antara teori
dan kasus karena Ny. N telah makan dengan porsi yang cukup dan teratur serta
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein,vitamin, dan mineral
yang berguna untuk proses produksi ASI, ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi
bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, serta mengatur kelancaran
metabolisme didalam tubuh
1) Pola eliminasi
a) Tinjauan teori
Ibu diminta untuk buang air kecil minimal 6 jam post
partum, apabila setelah 8 jam post partum ibu belum dapat berkemih maka ibu
hendaknya dilakukan kateterisasi. Untuk pola buang air besar, setelah 2 hari
ibu diharapkan sudah dapat buang air besar, jika pada hari ke 3 ibu belum dapat
buang air besar maka ibu diberi obat peroral atau perektal.
(Saleha, 2009; h. 73)
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan saat ini BAK sudah lancar dengan warna kekuningan agak jernih sejak post
partum hari pertama dan bisa BAB pada hari ke-2 post partum.
c) Pembahasan
Dalam kasus ini tidak di temukan kesenjangan antara teori
dan kasus karena ibu postpartum hari ke 2 dan ibu sudah lancar BAB dan BAK.
2) Pola istirahat
a) Tinjauan teori
Umumnya wanita
sangat lelah setelah melahirkan. Akan terasa lebih lelah bila partus
berlangsung agak lama. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia mampu merasa
anaknya atau tidak setelah melahirkan. Hal ini mengakibatkan susah tidur,
alasan lainnya adalah terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah,
ibu harus bangun malam untuk meneteki, atau mengganti popok yang sebelumnya
tidak pernah dilakukan. (Dewi dkk, 2011; h. 76)
Ibu yang menyusui dalam masa nifas memerlukan
istirahat yang cukup minimal 8 jam sehari, yang dapat dipenuhi melalui
istirahat malam dan siang.
b) Tinjauan kasus
Ny.N mengatakan tidur malam 7 jam dan 1 jam untuk
tidur siang pada ibu nifas ketika tertidur sering terbangun sebaiknya dapat
menggunakan waktu sebaik mungkin dengan cara bila bayi tidur ibu mengunakan
waktu juga untuk istirahat atau tidur.
c) Pembahasan
Dari pembahasan kasus diatas, tidak ada
kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena berdasarkan
tinjauan teori Ibu yang menyusui dalam masa nifas memerlukan istirahat yang
cukup minimal 8 jam sehari, yang dapat dipenuhi melalui istirahat malam dan
siang.
3) Personal hygiene
a) Tinjauan teori
Pada masa
postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.
(Saleha, 2009; h. 73)
b) Tinjauan kasus
Ibu mengatakan mandi 2
kali sehari, Ganti celana dalam 2-3 kali dan ganti pembalut 3-4 kali sehari atau tiap basah dan lembab.
c) Pembahasan
Dari pembahasan di atas tidak di temukan kesenjangan
antara teori dan kasus, menjaga kebersihan dirinya.
4) Pola seksual
a) Tinjauan teori
Dinding vagina
kembali pada keadaan sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu. Secara fisik aman
untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti, dan ibu dapat
memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah
berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. (Dewi dkk,
2011; h. 77)
b) Tinjauan kasus
ibu mengatakan
saat ini belum melakukan hubungan seksual.
c) Pembahasan
dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus. Ny. N 2 hari Postpartum belum melakukan hubungan seksual karena hubungan
seksual boleh dilakukan setelah ibu tidak merasa sakit bila 1 atau 2 jari
dimasukan kedalam alat kemaluanya karena kembalinya ibu pada keadaan sebelum hamil membutuhkan waktu
waktu 6-8 minggu (42 hari) atau lebih.
2.
Data Objektif
a) Tanda-tanda Vital
1)
Tinjauan teori
a.
Tekanan darah
Biasanya
tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan
karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan
terjadinya preeklampsi postpartum. Tekanan Darah <140/90 dikatakan normal pada ibu post
partum. (Ambarwati dkk, 2009; h. 85)
b. Nadi
Nadi berkisar antara 60-80x/menitDenyut nadi diatas 100x/menit pada masa nifas adalah
mengidentifikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa
diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang
berlebihan. (Ambarwati dkk, 2009; h. 138)
c. Pernafasan
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30x/menit. (Ambarwati dkk,
2009; h. 139)
d. Suhu badan
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa
nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya
cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena istirahat
dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh kembali
normal. Kenaikan suhu yang mencapai >38°C adalah mengarah ke tanda-tanda
infeksi. (Dewi dkk,
201; h. 60)
2) Tinjauan kasus
Berdasarkan tijauan kasus, hasil pemeriksaan yang
dilakukan didapatkan hasil :
TD : 110/70 mmHg Nadi : 82
x/menit
RR : 24 x/menit Suhu : 37,5 0c
3) Pembahasan
Berdasarkan data diatas ditemukan kesenjangan antara
teori dan kasus pada nadi ibu dalam kasus nadi ibu 82x/menit sedangkan menurut
teori 60-80x/menit namun hal tersebut tidak mempengaruhi kesehatan/keadaan ibu
karena nadi cepat pada ny.N disebabkan karena ibu baru melakukan aktifitas.
b)
Pemeriksaan fisik
1)
Payudara
a.
Tinjauan teori
Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya
mengecil setelah menopouse. Areola mamae (kalang payudara) letaknya
mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan
dan penimbunan pigmen pada kulitnya.
Selama
kehamilan, hormon prolaktin dan plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum
keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua
atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis,
sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi
sekresi ASI. (Ambarwati dkk, 2009; h. 7)
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini
akan berkurang setelah ASI keluar. Bila
posisi mulut bayi dan putting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera
hilang. Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar dan
akan menjadi lecet. Putting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui
yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau
dermatitis. (Sulistiawati, 2009; h. 32)
b. Tinjauan kasus
Berdasarkan tijauan kasus, hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan
hasil payudara simetris kanan dan kiri, pembesaran normal kanan dan kiri,
puting susu menonjol dan lecet dikedua payudara, terjadi hiperpigmentasi areola
mamae, tidak ada benjolan, konsistensi keras, pengeluaran colostrum .
c. Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus karena menurut teori pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan
mulai ada sekresi ASI, dan jika ibu menyusui dengan teknik menyusui yang kurang
tepat dapat menyebabkan puting susu lecet.
2) Abdomen
a. Tinjauan teori
Proses
involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi
otot-otot polos uterus.
Tinggi fundus uteri masa nifas
(pusdiknakes, 2003)
Involusi
uteri dari luar dapat diamati yaitu dengan memeriksa fundus uteri dengan cara:
1)
Segera setelah
persalinan, tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1
cm diatas pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari.
2)
Pada hari kedua setelah
persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat. Pada hari ke 3-4 tinggi
fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5-7 tinggi fundus uteri setengah
pusat simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak teraba.
(Ambarwati dkk, 2008; h.
77)
b. Tinjauan kasus
Konsistensi keras, kandung kemih Kosong, TFU 2 jari
dibawah pusat, dan kontraksinya baik
c. Pembahasan
Dalam hal ini di temukan kesenjangan antara teori dan
kasus tetapi kesenjangan karena pada hari ke 2 TFU ibu teraba 2 jari dibawah pusat
sedangkan pada teori TFU akan teraba 2 jari dibawah pusat dihari ke 3-4 hal ini
disebabkan karena terjadinya involusi uterus.
3) Anogenital
a. Tinjauan teori
a)
Lochea :
Lokia adalah
eksresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi/ alkalis yang dapat
membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina
normal. Lokhea rubra muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa postpartum. (Ambarwati dkk,
2009; h. 78)
b)
Tinjauan kasus
Pengeluaran
pervaginam lochea warna merah segar
c) Pembahasan
Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan kasus karena ibu dalam postpartum 2 hari dan lokhea ibu berwarna merah
yaitu Lokhea rubra
B.
Interpretasi Data Dasar
1.
Tinjauan teori
Pada langkah kedua dilakukan
identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi
yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.Data tersebut di
interpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
(Soepardan, 2008; h. 99)
a) Tinjauan kasus
Diagnosa : Ny. N
umur 24 tahun P1A0 2 hari postpartum dengan putting susu lecet
Data subjektif :
1) ibu mengatakan nyeri pada saat menyusui
2) Ibu mengatakan ini anak pertama dan belum
pernah keguguran
3) Ibu mengatakan melahirkan pada tanggal 18 Mei
2013 Pukul 00.10 WIB
4) Tanggal pengkajian 19 Mei 2013 pukul 14.00 WIB
Data Objektif :
1)
Simetris : Ya dan
terlihat penuh
2)
Puting susu :
Menonjol dan lecet
3)
Rasa nyeri : ada
4)
Konsisitensi : keras
5) Pengeluaran Payudara : colostrum
6) Tinggi Fundus uteri : 2 jari dibawah pusat
7) Pengeluaran pervaginam : Lochea rubra
b) Pembahasan
Berdasarkan
data tersebut maka penulis menyimpulkan diagnosa
tersebut tidak ada kesenjangan karena dalam menegakan diagnosa didapat berdasarkan
data subjektif dan data objektif
C.
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial dan mengantisipasi penanganannya
1. Tinjauan teori
Pada
langkah ketiga mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. (Soepardan,
2008; h. 99-100)
Pada puting susu lecet diagnosa potensial yang
mungkin terjadi adalah Bendungan ASI
2.
Tinjauan
kasus
Ny. N mengatakan terasa
nyeri pada payudara dan puting ibu terlihat lecet
3.
Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan
teori dengan tinjauan kasus karena Ny. N mengatakan
terasa nyeri pada payudara, apabila tidak cepat ditangani dapat memperburuk keadaan
Ny. N, dari puting susu lecet
menjadi Bendungan ASI
D.
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan
konsultasi kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan klien
1. Tinjauan Teori
Mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan
konsultasi atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lainya sesuai
dengan kondisi klien, melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau
tim kesehatan lainya seperti pekerja sosial, ahli gizi, atau seorang ahli
perawat klinis. (Soepardan, 2008; h. 100)
2. Tinjauan Kasus
Dalam kasus ini tidak ada tindakan
segera
3. Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus karena tidak ada tanda-tanda yang menunjukan situasi
gawat darurat yang mungkin terjadi.
E.
Menyusun rencana yang menyeluruh
1. Tinjauan teori
Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau
dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka
pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.
(Ambarwati dkk, 2009; h. 143)
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi puting susu lecet adalah:
a.
Cari penyebab
putting lecet
b.
Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap
dikeluarkan dengan tangan
c.
Olesi puting dengan ASI akhir
d.
Menyusui lebih sering
e.
Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk
sementara waktu 1x24 jam
f.
Cuci payudara sekali sehari tidak dibenarkan untuk
mengunakan sabun
g.
Posisi menyusui harus benar
h.
Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet
dan biarkan kering
i.
Pergunakan bra yang menyangga
j.
Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa
sakit
k.
Jika penyebab monilia, diberi pengobatan dengan tablet
Nystatin
(Dewi dkk, 2011; h. 38-40)
2. Tinjauan kasus
Adapun perencanaan yg dilakukan terhadap Ny.N pada kasus
ini sesuai dengan kebutuhannya yaitu:
1. beritahu tentang keadaan ibu saat ini
2. lakukan perawatan purpurium
3.
Kaji penyebab puting susu ibu yang lecet
4. Jelaskan mengenai puting susu lecet
5. Ajarkan ibu
cara menyusui yang baik dan benar
6. Ajarkan
dan bimbing ibu cara menyendawakan bayi
7. berikan penjelasan mengenai kebutuhan nutrisi
8. berikan penjelasan bagaimana menjaga personal hygien
9. berikan penjelsan tentang
kebutuhan istirahat yang cukup
10. Beritahu ibu tanda bahaya pada masa nifas
11. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan
ulang
3. Pembahasan
Dalam perencanaan
ini ada kesenjangan antara teori dan kasus, karena perencanaan yang di buat
oleh penulis sesuai dengan kebutuhan pasien ibu post partum dengan puting susu
lecet, dalam perencanaan diatas penulis memberikan pendidikan kesehatan ibu
yaitu meliputi nutrisi, personal hygien, istirahat tanda bahaya masa nifas dan
kunjungan ulang.
F.
Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan
aman
1. Tinjauan Teori
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh
dilakukan secara efesien dan aman. Pelaksanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh
klien atau anggota tim kesehatan lainya. (Soepardan, 2008; h. 102)
2. Tinjauan kasus
Pelaksanaan asuhan yang dilakukan pada Ny.N yaitu
1. beritahu tentang keadaan ibu saat ini
2. Melakukan perawatan purpurium dengan memeriksa
pengeluaran ASI, proses involusi, BAB dan BAK, bising usus, pengeluaran
pervaginam, dan luka perinium.
3. Mengkaji penyebab puting susu ibu yang lecet ternyata setelah di lakukan
pengkajian puting susu ibu lecet di karenakan ibu tidak bisa melakukan teknik
menyusui yang benar
4. Menjelaskan mengenai pengertian putting susu lecet yaitu putting yang
mengalami cidera karena lecet, kadang kulitnya terasa terkelupas atau sampai
berdarah putting susu lecet dapat di sebabkan oleh teknik menyusui yang tidak
benar putting susu terpapar oleh sabun,krim,alcohol, ataupun zat iritan lain
saat ibu membersihkan putting susu, bayi dengan lidah pendek cara
5. Mengajarkan kepada ibu tentang tehnik menyusui yang benar,
yaitu :
- Ibu duduk dengan posisi santai dan tegak
-Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting
susu dan areola sekitarnya agar puting susu nya lembab sehingga ketika bayi
menyusui tidak tersa nyeri dan tidak menyebabkan puting susu ibu lecet
-Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan
-Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
-Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
-Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari
menekan payudara bagian atas areola
-Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh
sisi mulut bayi Setelah mulut bayi membuka, dengan cepat putting susu ibu
dimasukkan kedalam mulut bayi dan usahakan sebagian besar areola
dapat masuk
ke dalam mulut bayi agar tidak menyebabkan puting susu lecet
-Menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong dan diganti
menyusui pada payudara yang lain
-Melepaskan isapan bayi dengan cara Jari kelingking ibu dimasukkan
kemulut bayi melalui sudut mulut dan dagu bayi ditekan kebawah
- Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan
sendirinya
6. Mengajarkan dan membimbing ibu cara menyendawakan bayi
seperti apa yang telah dijelaskan kemarin, dengan cara : Bayi digendong tegak dengan bersandar pada
bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan lalu usap-usap punggung
bayi sampai bayi bersendawa.
7. memberikan penjelasan mengenai kebutuhan
nutrisi pada ibu yaitu banyak makan makanan yang mengandung karbohidrat untuk
menambah tenaga contohnya : nasi, kentang, singkong, roti dll. Protein untuk mempercepat pemulihan luka jahitan ibu contohnya :
ikan, daging, telur, ayam, tahu,tempe. Sayur-sayuran hijau untuk memperbanyak
ASI seperti : daun katu,bayam. Vitamin dan serat untuk memulihkan stamina si
ibu dan untuk memperlancar BAB contohnya : jeruk, pepaya, mangga, dll.dan
minum 8 gelas/hari untuk memenuhi kebutuhan cairan si ibu.
8. memberikan penjelasan bagimana menjaga kebersihan
diri yang baik yaitu mengganti celana dalam dan pembalut 2 kali sehari atau
jika pembalut sudah terasa penuh, mandi 2 kali sehari, dan gosok gig 2 kali
sehari
9. memberikan kembali penjelasan tentang kebutuhan istirahat minimal 8 jam untuk malam dan siang. hal ini dapat membantu mempercepat proses pemulihan kondisi ibu
dan memperbanyak produksi ASI
10. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa
nifas yaitu perdarahan yang banyaknya 2 kali ganti pembalut dalam 1/2
jam, payudara nyeri dan merah, bengkak (pada kaki, tangan, dan muka), demam
tinggi lebih dari 24 jam, penglihatan kabur
11. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang pada tanggal 31 Mei 2013
3. Pembahasan
Tidak
ada kesenjangan antara teori dan kasus karena pelakasanaan sesuai dengan
perencanaan.
G.
Mengevaluasi
1. Tinjauan Teori
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek
asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan kembali
asuhan yang belum terlaksana. (Dewi dkk, 2011; h. 125)
2.
Tinjauan Kasus
Setelah
dilakukanya asuhan pada Ny.N dapat di
evaluasi dengan hasil sebagai berikut:
1.
Ibu dan
keluarga mengerti tentang keadaannya saat ini
2.
pemeriksaan
telah dilakukan dan kondisi ibu dalam keadaan baik kecuali pada bagian puting
terlihat lecet dan sedikit keras.
3.
ASI ibu keluar , proses involusi baik yaitu 2 jari
dibawah pusat, ibu sudah BAB sejak nifas ke 2 dan BAK dengan lancar, bising
usus normal, pengeluaran pervaginam normal yaitu lochea rubra, dan keadaan luka
perinium baik.
4.
Setelah
dilakukan pengkajian putting susu ibu lecet karena ibu tidak bisa melakukan
teknik menyusui yang benar
5.
Ibu mengerti
mengenai pengertian dari putting susu lecet yang di sampaikan
6.
Ibu mengerti
tentang kebutuhan nutrisinya
7.
Ibu mengerti
dengan penjelasan yang di berikan dan akan selalu menjaga kebersihan diri
8.
Ibu mengerti
tentang kebutuhan istirahat yang cukup
9.
Ibu mengerti
tentang teknik menyusui yang benar
10. Ibu telah mengerti tentang cara menyendawakan bayi
11. Ibu sudah tahu apa saja tanda bahaya masa nifas
12. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 31 Mei
2013
3.
Pembahasan
Dalam
pembahasan ini tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan
kasus karena hasil evaluasi berjalan dengan baik sesuai dari pencapaian
maksimal dari penatalaksanaan.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah melakukan
asuhan kebidanan Pada Ibu Nifas Terhadap Ny. N Usia
24 Tahun P1A0 Dengan Puting Susu Lecet di BPS Nurhasanah tahun 2013. Maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan puting susu lecet penulis telah
melakukan pengkajian dan hasil pengkajian tersebut meliputi data subjektif dan
data objektif
2. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
puting susu lecet penulis dapat mengidentifikasi diagnosa, masalah, dan
kebutuhan diagnosa yang didapat yaitu Ny.N
umur 24 th P1A0 2 hari post partum dengan puting susu lecet
3. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
puting susu lecet penulis menemukan diagnosa potensial yaitu Bendungan ASI
4. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
puting susu lecet penulis tidak menemukan tindakan segera karna teknik menyusui
tidak bisa segera mungkin mengatasi puting susu lecet
5. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
puting susu lecet penulis membuat rencana sesuai kebutuhan pasien
6. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
puting susu lecet penulis melakukan asuhan sesuai perencaan
7. Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan puting
susu lecet hasil evaluasi berjalan dengan baik
sesuai dari pencapaian maksimal dari penatalaksanaan.
B.
Saran
1.
Bagi Institusi
Pendidikan
Hendaknya institusi
dapat memberikan teori dan keterampilan yang lebih kepada mahasiswa agar dapat
dengan mudah dan bisa mandiri memberikan pelayanan dengan baik dan benar,
pembuatan Karya Tulis Ilmiah yang telah ada tetap dijadikan acuan dan bahan
perbandingan untuk pembuatan Karya Tulis Ilmiah yang lebih baik.
2.
Bagi lahan praktek
Penulis mengharapkan
agar Lahan praktek lebih meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan
kesehatan yang sudah di programkan khususnya pada masa nifas. dari melakukan
pengkajian data klien, mengidentifikasi masalah diagnosa dan kebutuhan,
menentukan antisipasi masalah potensial, memberikan tindakan segera bila
dibutuhkan, menyusun rencana sesuai kebutuhan, melakukan perencanaan yang telah
ditetapkan serta mengevaluasi dan menindaklanjuti bila diperlukan.
3.
Bagi masyarakat
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan
pada masyarakat khususnya pada ibu menyusui yang
mempunyai bayi 0 – 11 bulan mengetahui penenganan pada puting susu lecet sangat
untuk mencegah terjadinya masalah-masalah pada saat menyusui.
4.
Bagi penulis
Sebaiknya
setiap mahasiswa (penulis) dapat terus menerapkan manajemen dan asuhan kebidanan yang telah
dimiliki serta terus mengikuti kemajuan dan perkembangan dalam dunia kesehatan
khusunya dalam dunia kebidanan, Sebaiknya dilakukan peningkatan dalam pemberian
asuhan pada ibu dalam masa hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir,
khusunya peningkatan dalam pemberian pendidikan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Kebidanan Adila, 2013 .Buku
Panduan Karya Tulis Ilmiah (study Kasus).
Bandar Lampung
Ambarwati, Retno Eny dan Wulandari Diah. 2009 .Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta : Mitra Cendikia Offsetsuha
Hani, Ummi et
all. 2011. Asuhanan Kebidanan Fisiologis.
Jakarta: Salemba Medika
Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
Jogjakarta: Ar-Ruzz. Media
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:
Maryunani, Anik.
2009. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas.
Jakarta: Trans Info Media
Nany, Vivian ari & Dewi Sunarsih Tri. 2011 . Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta
: Salemba Medika
Notoatmojo, soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta
: Rineka Cipta
Prawirohardjo,Sarwono.2010.
Ilmu Kebidanan.2008. Jakarta: PT.Bina
Pustaka
Priharjo,
Robert. 2006. pengkajian fisik
keperawatan. Jakarta : EGC.
Rukiyah,
Aiyeyeh; & Yulianti Lia. 2010. Asuhan
Kebidanan Patologi. Jakarta: Trans
Info Media
Saleha, siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
Sulistya, Ary. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV. Andi Offset
Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan
Kebidanaan Pada Masa Kehamilan.Jakarta:
Salemba Medika.
……Tahun 2012, Angka Kematian Ibu. Diaskes Pada Tangal 30 Mei
2013 http://www.scribd.com/doc/86567041/Data-Angka-Kematian-Ibu-Hamil-Menurut-WHO
……Tahun 2012, Angka Kematian Ibu. Diakses Pada tanggal 30
Juni 2013 http://karyatulisilmiah12.blogspot.com/2012_11_01_archive.html
……Tahun 2010, Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas. Diakses Pada tanggal 01 Juni 2013 http://www.kesehatanibu.depkes.go.id
……Tahun 2011, Klasifikasi
pendidikan. Diakses Pada tanggal 01 Juni 2013 http://nenkiuedubio.blogspot.com
……Tahun 2013, Bputing Susu entukbentuk Masalah Dalam Menyusui. Diakses Pada tangal 02 Juni 2013 https://www.google.com